#SIP LINGKUP DATA



#SIP LINGKUP DATA

LINGKUP DATA

Menurut Putri (2015) Lingkup data merupakan sebuah habitat di mana terdapat data untuk bisnis. Dalam lingkup data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Pengguna tertentu tidak diperbolehkan mengakses data, baik secara fisik maupun logis.

1.      HIRARKI DATA

Hirarki data menurut Kadir (2003) dijabarkan secara tradisional, data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas elemen data, rekaman (record), dan berkas (file). Terdapat enam tingkatan data dalam CBIS:

1.    Bit adalah suatu sistem angka biner yang terdiri atas dua macam nilai saja, yaitu 0 dan 1. Sistem angka biner merupakan dasar dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin (komputer) yang merupakan sekumpulan komponen elektronik dan hanya dapat membedakan dua keadaan saja (on dan off). Jadi bit adalah unit terkecil dari pembentuk data.
2.  Byte adalah bagian terkecil yang dapat dialamatkan dalam memori. Byte merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit. Satu byte digunakan untuk mengkodekan satu buah karakter dalam memori. Jadi byte adalah kumpulan bit yang membentuk satu karakter (huruf, angka, atau tanda). Dengan kombinasi 8 bit, dapat diperoleh 256 karakter (= 2 pangkat 8)
3. Field atau kolom adalah unit terkecil yang disebut data. Field merupakan sekumpulan byte yang mempunyai makna. Jadi field ibarat kumpulan karakter yang membentuk suatu kata
4.   Record atau baris adalah kumpulan item yang secara logic saling berhubungan. Setiap record dapat dikenali oleh sesuatu yang mengenalinya, yaitu field kunci.
5.  File atau tabel adalah kumpulan record yang sejenis dan secara logic berhubungan. Pembuatan dan pemeliharaan file adalah faktor yang sangat penting dalam sistem informasi manajemen yang memakai komputer. Jadi tabel ibarat kumpulan baris/record yang membentuk satu tabel yang berarti.

2.      PENYIMPANAN SEKUNDER

Menurut Putri (2015) Sequential Access Storage Device (SASD) dan Direct Access Storage Device (DASD) digolongkan sebagai secondary storage device atau media penyimpanan sekunder. Secondary storage (Auxilary Storage) merupakan tempat penyimpanan luar (external memory) karena tempat penyimpanan tersebut terpisah dari komputer itu sendiri yang biasa digunakan untuk menyimpan data dan program dalam bentuk semi permanen.

a)      SASD (PENYIMPANAN BERURUTAN)

Menurut Putri (2015) Sequential Access Storage Device (SASD) adalah suatu perangkat simpan yang bekerja secara sekuensial. Perngkat ini bekerja dengan cara membaca (atau menulis) data secara urut dari awal sampai akhir, tanpa ada kemungkinan meloncat atau melewati bagian tertentu.

Prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal. Sudah jarang dipakai dan umumnya hanya untuk backup data. Contohya adalah magnetic tape (Ukar, 2006).

SASD (Sequential Access Storage Device) adalah media penyimpaman untuk mengisikan catatan yang diatur dalam susunan tertentu yang merupakan jenis memori eksternal yang mempunyai akses data secara tidak langsung (berurutan) seperti pita magnetic(Putri,2015)

Mutiara (2016) Prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal. Data disimpan dalam bentuk blok, proses penulisan hanya bisa dilakukan satu kali. Sudah jarang dipakai dan umumnya hanya untuk backup data.

Yasri (2015) SASD (Sequential Access Storage Device) yaitu Prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal.

Contoh SASD : kaset atau magnetic tapepunched card, dan punched paper tape. 

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa SASD yaitu pencarian data dari awal sampai akhir tanpa ada melewati bagian tertentu untuk backup data (proses lambat)


b)      DASD (PENYIMPANAN AKSES LANGSUNG)
Menurut Putri (2015) Direct Access Storage Device (DASD) adalah suatu perangkat simpan yang bekerja dengan cara langsung. Artinya, perangkat tersebut dapat membaca atau menulis langsung ditempat yang diperlukan.
Prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD, karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan (Sulianta, 2008).
Mutiara (2016) Dalam pengambilan data tertentu tidak perlu dicari dari awal, tetapi bisa langsung ke data yang dituju. Data disimpan dalam karakter atau blok, proses penulisannya dapat dilakukan berkali-kali. Oleh karena itu prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD.
DASD (Direct Access Storage Device) yang merupakan kebutuhan dari simpanan luar yang sifatnya pemasupan secara langsung telah dirasakan sejak komputer generasi pertama dan mulai diguakan pertama kalinya di sistem komputer RAMAC 305 pada tahun 1956 (Putri,2015).

Yasri (2015) DASD (Direct Access Storage Device) Prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD, karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu ducari dari awal berurutan. Terdiri dari:
·         Macgetic Disk (menggunakan medan magnet), contoh : Floppy Disk (Disket) dan Hard-Disk,
·         Optical Disk (menggunakan sinar laser), contoh : CD-ROM/DVD

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa DASD yaitu Dapat membaca dan menulis langsung dalam satu tempat yang dituju, tidak perlu dicari dari awal


3.      PEMROSESAN DATA
a)      PEMROSESAN BATCH
Menurut Putri (2015) Pemrosesan Batch, tujuan dari sistem ini adalah untuk memperbarui tiga file master, persediaan, piutang, dan analisis penjualan. Perusahaan biasanya memperbarui file batch mereka secara harian, yang disebut siklus harian. Kelemahan utama pengolahan batch adalah kenyataan bahwa file baru menjadi mutakhir setelah dilakukan siklus harian. ini berrati manajemen tidak selalu memiliki informasi paling mutakhir yang menggambarkan sistem fisik. 

Menurut Shabrina (2015) Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disbut batch.

Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data tersebut akan langsung diproses (Singelton, 2007)

Yasri (2015) Batch processing adalah sebuah model untuk mengolah data yang berguna untuk menghimpun data, setelah itu data tersebut bisa dikelompokkan dengan data lain yang memiliki kesamaan. 

Menurut Amel (2015) batch processing, data yang dimasukkan akan dihimpun dahulu menjadi 1 kelompok atau batch baru kemudian akan dimasukkan ke database untuk mengupdate master file.

Keuntungan dan kelemahan sistem batch menurut  Singelton (2007) :
1.    Keuntungan menggunakan system batch:
§  Meningkatkan efisiensi pemrosesan data, khususnya pada saat perusahaan mesti memproses batch yang sangat besar.
§  Memungkinkan pengendalian menggunakan total batch untuk menjamin keakuratan dan kelengkapan data yang diproses.
§  Pemanfaatan computer hardware dan software secara ekonomis.
2.    Kelemahan menggunakan system batch:
§  Data dalam master file adakalanya out of date.
§  Jika ada kesalahan dalam transaksi maka koreksi atas kesalahan akan tertunda, dan pembetulan mesti dilakukan pada siklus proses berikutnya tiba.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa batch yaitu pengolahan data dengan menghimpun data terlebih dahulu kemudian di kelompokan dengan data lain yang memiliki kesamaan

b)      PEMROSESAN ONLINE
Menurut Singleton (2007) pemrosesan online adalah sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk. Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data yang paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus diupdatekan ke data induk. Salah satu contoh penggunaan online processing adalah transaksi online. Dalam sistem pengolahan online, transaksi secara individual dientri melalui peralatan terminal, divalidasi dan digunakan untuk meng-update dengan segera file komputer. Hasil pengolahan ini kemudian tersedia segera untuk permintaan keterangan atau laporan.
Online processing yaitu data yang dimasukkan atau diinput akan langsung dimasukkan ke dalam database untuk mengupdate master file pada saat itu juga(Amel, 2015).
Mutiara (2016) Adalah sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk.

Menurut Putri (2015) Pemrosesan Online, dikembangkan untuk mengatasi masalah file yang ketinggalan jaman.Terobosan teknologi yang memungkinkan pengolahan online adalah penyimpanan piringan magnetik. Setiap transaksi diproses pada semua file master yang berkaitan sementara data transaksi berada dalam penyimpanan primer.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan online yaitu data yang dimasukkan akan langsung masuk kedalam database sebagai pemasok data kepada komputer induk
c)      SISTEM REAL TIME

Real time processing adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan (Li Deng, 2014)

Menurut Putri (2015) realtime adalah suatu sistem yang mengendalikan sistem fisik. Sistem ini mengharuskan komputer merespons dengan cepat pada status sistem fisik. Sistem realtime adalah bentuk khusus dari sistem online.

Real time processing merupakan mekanisme pengontrolan, perekam data, pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama (Shabrina, 2015).

Mutiara (2016) eal time digunakan bila terdapat kebutuhan keteptan waktu pada operasi prosessor atau aliran data sehingga sering digunakan untuk perangkat kontrol pada suatu aplikasi seperti mengontrol percobaan keilmuan, sistem medical imaging, sistem kontrol industri dan beberapa sistem display

Yasri (2015) Real time adalah salah satu pengolahan dengan proses menggunakan media online. Input iini dilakukan secara terus menerus dan secara otomatis bisa didapat melalui sensor.

Dari beberaa teori diatas dapat disimpulkan bahwa real time merupakan pemrosesan cepat yang dihasilkan dapat menerima dalam waktu relatif sama dilakukan secara terus menerut dan otomatis bisa di dapati melalui sensor

Sumber :
Amel, F. (2015). Lingkup data pada CBIS. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. https://friskamel12.wordpress.com/2015/11/10/sip-lingkup-data-pada-cbis/
Kadir, A. (2003). Konsep & tuntunan praktis : basis data. Yogyakarta : Andi
Li Deng, Dong Yu. (2014). Deep Learning : Methods and Applications. New York: Now Publisher.
Mutiara, A. (2016). Lingkup data CBIS. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. https://ayumutiara30.wordpress.com/2016/10/16/sip-lingkup-data-cbis/
Putri, A. (2015). Lingkup data CBIS. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. https://audirayatiputri.wordpress.com/2015/11/08/sip-lingkup-data-cbis/
Putri, C. (2015). Lingkup data. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. https://carneliaputri.wordpress.com/2015/11/09/sip-lingkup-data/
Shabrina, A. (2015). Lingkup data CBIS. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. https://asmaranishabrina.wordpress.com/2015/11/07/sip-lingkup-data-cbis/
Sulianta, F. (2008). Komputer forensik. Jakarta: Elex Media Komputindo
Singelton, Hall. (2007). Information Technology Auditing And Assurance. Jakarta: Salemba Empat.
Ukar,K. 2006. Student guide series. Jakarta: PT. elexmedia komputindo

Sulianta, F. 2008. Computer forensic. Jakarta: PT. elexmedia komputindo

Yasri. (2015). Perbedaan batch, online, realtime processing method. Diakses pada tanggal: 3 November 2019. http://genggaminternet.com/perbedaan-batch-online-real-time-processing-method/


You Might Also Like

0 komentar