Asal Mula Kehidupan Di Bumi dan Geografi Kehidupan
Asal Mula Kehidupan di Bumi
A. Macam-Macam
Teori Tentang Asal-Usul Adanya Kehidupan Di Bumi Beserta Pencetus TeoriTersebut
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh
para ahli di antaranya:
1. Kehidupan
diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi
khas)
2. Kehidupan muncul
dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak
berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang
di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5. Kehidupan muncul
berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)
a. Teori Generatio
Spontanea/ teori abiogenesis
Yang di pelopori oleh seorang
ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa
makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad
kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan
melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek
(salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea
teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari
air bekas rendaman jerarni).
b. Evolusi Kimia
terbentuknya senyawa organik
terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang
terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk
senyawa-senyawa organik kompleks.
c. Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif
bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi
pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan
“soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan
membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang
kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid
sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai selaput
sel primitif yang memberi stabilitas pada koaservat.
B. Membedakan Dengan
Jelas Teori Abiogenesis Dengan Biogenesis
1. Teori
Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda
tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya
cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh
banyak orang selama beberapa abad.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut
terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut
juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea
digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi
berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.
2. Teori Biogenesis
a. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk
membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan
daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
· Labu
I :
diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
· Labu
II :
diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
· Labu
III :
diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa
hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
· Labu I :
dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
· Labu II :
dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
· Labu
III :
dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari
telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga
lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu
tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan
sterilisasi daging pada disain percobaannya.
b. Lazzaro
Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori
abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
· Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan
terbuka
· Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang
disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama.
Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
· Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung
mikroba (bakteri)
· Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan
busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham
abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka,
labu yang tertutup menyebabkan agaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat
masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
c. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia
menggunakan kaldu dalam labu yang
disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa
berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan
beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan
masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup
dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal
dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini
bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir
melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian
menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori
biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan : omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo, omne vivum ex vivo yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur
berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
C. Menjelaskan Kembali Berbagai Macam Percobaan
Yang Dilakukan Para Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan Dibumi
a. Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia
adalah seorang filsafat dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori
Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan
terjadi secara spontan (generatio spontanea). Beberapa ahli penganut teori
abiogenesis adalah John Needham, Antonie Van Leeuwenhoek, dan Van Helmot.
Kemudian pada abad ke-17 Antonie Van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop
sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil
yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham
abiogenesis hasil pengamatan Antonie Van
b. Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup juga. Tokoh-tokoh pendukung teori Abiogenesis antara lain
Francesco Redi (Italia) Lazzaro Spallanzani ( Italia) dan Louis Pasteur
(Prancis).
1. Percobaan
Francesco Redi (1626-1698) menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Stoples I diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II diisi
dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa. Stoples III disi dengan
sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut
diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam
ketiga stoples tersebut diamati. Stoples I pada daging ini tidak ditemukan
belatung . Stoples II pada daging terdapat sedikit belatung. Stoples III pada
daging terdapat banyak belatung. Berdasarkan hasil percobaan tersebut,
Francesco redi menyimpulkan bahwa belatung yang terdapat pada daging di stoples
II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur
lalat yang ditinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap disitu.
2. Percobaan
Lazzaro Spallanzani (1729-1799) menggunakan air kaldu atau air rebusan daging
dan dua buah labu. Percobaan Spallanzani sebagai berikut :
Labu I dan labu II diisi air kaldu, kemudian dipanaskan
sampai mendidih. Labu I dibiarkan tetap terbuka. Labu II ditutup rapat-rapat
dengan sumbat gabus. Kedua labu tersebut dibiarkan selama ± 1 minggu. Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut. Labu I air kaldunya menjadi keruh dan
berbau busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung
mikroba. Sedangkan labu II air kaldunya tetap jernih. Tetapi, apabila labu ini
dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba,
airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
3. Percobaan Louis
Pasteur (1822-1895) menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu dengan pipa
leher anggsa (berbentuk S). Langkah-langkah percobaan Pasteur sebagai berikut :
· Langkah I
labu disi air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Setelah itu
pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu
dipanaskan atau disterilkan.
· Langkah II
labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari,
keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak
mengandung mikroorganisme, namun di bagian leher labu banyak terdapat debu dan
partikel-partikel. Langkah III labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih
dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga
bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang
aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata
air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang
terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan
adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila
perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan
menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan
menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk
kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai
kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini
terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula
(tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu
dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya
pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak
benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan. Berdasarkan
hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham teori baru tentang awal mula makhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis.
c. Teori Kreasi Khas (Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat ini
sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies diciptakan sendiri-sendiri
sebagaimana aadanya saat ini. Penganut teori adalah Carolus Linnaeus.
d. Teori Kosmozoon
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari
angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi.
Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca. Pelopor
teori ini adalah Arrhenius (1991).
e. Teori Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung
dalam periode-periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi
bencana. Bencana itu menghancurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan
pesies baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.
f. Teori Evolusi
Kimia
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan
bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer
yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan
amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan
listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar
pembangunan kehidupan. Proses terbentuknya makhluk hidup menurut teori Urey
terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1) Tersedianya uap
air, metana, hidrogen, dan amonia dalam jumlah yang banyak di atmosfir bumi.
2) Adanya energi
yang besar yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis
menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk senyawa organik yang lebih
besar dan kompleks.
3) Terbentuknya zat
hidup yang paling sederhana.
4) Zat hidup yang
terbentuk berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks dalam waktu
jutaan tahun.
g. Teori Evolusi
Biologi
Teori evolusi biologi menyatakan bahwa mahluk hidup pertama
merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian
berkembang menjadi struktur kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan
Oparin, Haldane, dan Urey, asal usul kehidupan berasal dari sintesis dan
akumulasi monemer organik pada kondisi abiotik. Molekul yang dihasilkan secara
abiotik ini disebut protobion yang merupakan bentuk sel hidup awal yang belum
mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya yang
berbeda dari lingkungan sekitarnya
Protobion inilah yang merupakan mahluk hidup pertama yang
bersifat hetetrof primer yang hidup secara anaerob. Sel mengalami perkembangan
melalui evolusi dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang paling
kompleks.
Perkembangan Makhluk Hidup
Manusia tumbuh dan berkembang. Seperti contoh bayi
tumbuh dan berembang sampai menjadi manusia yang lanjut usia.
Pada Masa Pubertas (Perubahan anak anak menajdi
dewasa), terjadi perkembangan fisik pada anak laki laki dan perempuan. Pada
anak laki laki pubertas terjadi ada usia 12-16 tahun sedangkan untuk anak
perempuan terjadi pada usia 10-16 tahun.
Perkembangan fisik yang terjadi pada anak laki
laki antara lain :
·
Perkembangan primer (dalam)
ditandai dengan alat kelamin sudah menghasilkan sperma
·
Perkembangan Sekunder (luar)
ditandai dengan ciri ciri yakni :
- Suara lebih berat
- dada bertambah lebar (membidang)
- tumbuh rambut di ketiak, kumis, dan janggut
- Tumbuh Jakun
- Bahu bertambah lebar
- Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin
- Pertambahan ukuran pada alat kelamin dan buah zakar
Lalu Perkembangan fisik yang dialami oleh perempuan antara lain :
·
Perkembangan primer ditandai dengan
ovarium sudah menghasilkan ovum, dan terjadi menstruasi.
·
Perkembangan sekunder ditandai dengan
ciri ciri yakni :
- Suara leih tinggi
- Payudara bertambah besar
- Pinggul membesar
- Tumbuh rambut di ketiak
- Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin
- dan lain sebagainya
Perkembangan fisik ini nantinya
membantu proses perkembangbiakan pada manusia. Saat ovarium seorang anak
perempuan telah menghasilkan ovum, pada saat yang
bersamaan juga dinding rahimnya menebal dan kaya akan pembuluh darah, jika ovum
tersebuh bertemu dengan sel kelamin jantan, maka pembuahan akan terjadi dan
hasilpembuahan akan menempel dan tumbuh di dinding
rahim. Dengan kata lain perempuan itu mengalami hamil. Namun jika ovum tidak
dibuahi, maka lapisan dinding rahim akan meluruh, darah akan keluar melalui
alat kelamin perempuan dan terjadilah menstruasi.
Pada masa ini anak perempuan maupun laik harus
tetap menjaga kebersihan tubuhnya. Misal membersihkan muka secara teratur,
mandi teratur, keramas , dan membersihkan alat /organ reproduksi secara
teratur.
Pembagian daerah berdasarkan iklim
1. Daerah Tropik
Beriklim
panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu antara Januari hingga
Desember sangatlah sedikit, curah hujan sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies
tumbuhan yang dapat membenntuk suatu hutan tropik dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
·
Pohon-pohonnya besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 m
·
Cabang pohon panjang dan banyak, membentuk naungan pohon yang
luas
·
Di dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit)
yang melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah
hujan yang dikandung cabang atau dahan tempat menempel
·
Tanah dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan sinar
matahari. Hal ini menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas. Misalnya
rotan
·
Di lapisan terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai makanan
hewan kecil.
Didalam
hutan tropis yang lebat, terdapat beraneka ragam binatang, mulai dari
bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar
lainnya. Tumbuhan di daerah ini memiliki ciri, yaitu berukuran kecil, tumbuh
ketika hujan turun, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama,
tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.
Di pedalaman daerah tropik lain terdapat
beberapa gurun pasir yang kondisinya jauh berbeda dengan lingkungan hutan
tropik. Ciri lingkungan abiotiknya : suhu udara pada siang hari sangat
tinggi, sekitar 50oC sedangkan pada malam hari
dapat mencapai 0oC. Kelembapan udara sangat
rendah, penguapan air sangat tinggi, yang berakibat pada tanahnya yang tandus.
Dengan kondisi bioma seperti ini maka hanya sedikit jumlah spesies tanaman yang
mampu tumbuh.
2. Daerah Sub-Tropik
Disebut
iklim sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, musim dingin dan
musim semi. Curah hujannya sepanjang tahun, sekitar
75-100cm/tahun. Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan tumbuhnya
bermacam-macam rumput. Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun dan rumput
cepat mati dan membusuk ketika musim gugur.
Ciri
Biomanya : Hutannya merupakan hutan luruh, Gugurnya daun merupakan
persiapan datangnya musim dingin dan bersemi kembali setelah musim dingin
selesai. Pada musim dingin terdapat salju, jumlah tumbuhan jauh lebih sedikit,
dan jarak antar pohon tidak rapat dan tidak ada perdu di bawahnya.
3. Daerah Kutub
Di
daerah ini jika pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari.
Tapi pada musim dingin, matahari kurang dari 12 jam sehari. Bioma yang khas di
daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdisi dari
satu spesies (homogen). Pohon khasnya adalah konifer, dan hewan yang hidup
disekitar hutan taiga seperti moose, beruang hitam, dan marten.
Di
belahan utara, terdapat tundra. Daerah ini mendapat sedikit energi radiasi
matahari. perbedaan siang dan malam pada musim panas dan dingin sangatlah
besar. Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Binatang
khas daerah ini adalah rendeer, beruang putih, musk axen.
Daftar Pustaka :
1 komentar
iTanium Art - TitaniumArts.com
BalasHapusHome titanium boiling point > Home > Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art > Tithi titanium alloy Art > Tithi snow peak titanium flask Art > titanium jewelry piercing Tithi Art > Tithi Art > Tithi Art used ford escape titanium > Tithi